kali ini aku mulai berhenti
berhenti tuk mencintaimu
telah ku coba untuk bertahan
aku semakin terluka
sebenarnya ku tak ingin berpisah
namun hati tak bisa menerima
terlalu dalam kau lukai hatiku
tak sanggup lagi bertahan, cinta aku menyerah
tak mungkin lagi kita teruskan
bila akhirnya kau tak setia
meski mencoba untuk bertahan
aku semakin terluka
terus dan terus melukaiku, menduakanku
-RFM-
Penaku
Labels
- Artikel (2)
- Fisika (2)
- Karya Tulis Ilmiah (13)
- Kesehatan dan Kecantikan (1)
- Komputer dan Pemograman (1)
- Lirik lagu (3)
- Matematika (6)
- Motivasi (6)
- Puisi (3)
- Religi (5)
- Tugas Kuliah (1)
Monday, January 22, 2018
Sunday, June 4, 2017
Ringkasan Seminar Matematika (Inovasi Pembelajaran Matematika)
Tugas Perencanaan Pembelajaran Matematika
Kelas : PMT VI A
NIM : 11415200896
Tema : "Preparing Future Teacher: Islam, Knowledge, and Character''
Tempat : Grand Central Hotel Pekanbaru
Narasumber : Asmaul Husni & Ismail Mulia Hasibuan S.Pd, M.Si
Moderator : Susilawati, M.Pd
Tanggal : 21-22 November 2015
Waktu : 15.15-15.30 WIB (Day 2) / Season 2
Ruang : Alamanda B
Judul Materi : '' The Implications of Diagram Al-Khawarizmi As Props In Learning Quadratic
Equation for Junior High School Students''
|
No
|
Waktu
|
Judul Materi
|
Narasumber
|
Universitas
|
Moderator
|
|
1
|
14.15-14.27 WIB
|
‘’The Role
of Youth On Mainstreaming Environmental Education in Their Community’’
|
Miftahul Fauzi
|
Student of International Relations, Universitas
Riau
|
Susilawati, M.Pd
|
|
2
|
14.27-14.39 WIB
|
‘’Membelajarkan Tasawuf dalam Mengatasi
Permasalahan Remaja’’
|
Dewi Sri Suryanti & Mukhyar Buchari
|
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska
Riau & Dosen STAI Diniyah Pekanbaru
|
Susilawati, M.Pd
|
|
3
|
14.39-14.51 WIB
|
‘’Kandungan Pendidikan Islam dalam Syair Ibarat
Kabar Kiamat’’
|
Dr. Ellya Roza
|
UIN Suska Riau
|
Susilawati, M.Pd
|
|
4
|
13.51-15.03 WIB
|
‘’Nilai-nilai pendidikan dalam Senandung
Menidurkan Anak Masyarakat Melayu Siak’’
|
Violeta Inayah Pama
|
UIN Suska Riau
|
Susilawati, M.Pd
|
|
5
|
15.03-15.15
|
‘’Redefining
the Role of Storytelling in the Classroom: a challenge in Multimedia Era’’
|
Melgis Dilkawaty Pratama
|
UIN Suska Riau
|
Susilawati, M.Pd
|
|
6
|
15.15-15.30
|
The Implications of Diagram Al-Khawarizmi As Props In Learning
Quadratic Equation for Junior High School Students' |
Asmaul Husni, Ismail Mulya Hasibuan
|
UIN Suska Riau
|
Susilawati, M.Pd
|
Abstrak
This research
is motivated by the low interest in mathematics among junior and high scool
students, one of which is caused by low quality and learning strategy by an
educator. Less precisely learning approach chosen by a teacher, it will make
students tired of learning is given. The underlying objectives of this study
were to change its strategy of learning by educators and also increase the
interest of students toward learning mathematics, especially in the material
linear equation, in which a teacher is not only providing materials
conventionally, but can in certain ways certain ways such as using learning
media to improve interest of students towards mathematics. Therefore, the use
of instructional media for material Al-Khawarizmi linear equations could be one
alternative to increase the interest of students toward mathematics.
Keywords :
Implications Diagram Al-khawarizmi, Learning Media,
Linear Equations
Kesimpulan Materi
Penggunaan media diagram Al-Khawarizmi
dalam pembelajaran persamaan kuadrat telah menimbulkan efek positif pada siswa,
Menimbulkan rasa suka terhadap pelajaran matematika, karena penyajian yang
tidak ceramah melulu, tetapi melibatkan diskusi sekaligus emosi positif siswa.
Meningkatkan motivasi, sebagai contoh:
siswa akan sangat antusias apabila disuguhkan media pembelajaran dalam
mengerjakan soal-soal yang diberikan, sehingga waktu belajar tidak terasa dan
juga bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang
berkaitan dengan persamaan kuadrat.
Labels:
Tugas Kuliah
Implications Diagram of Al-Khawarizmi As Props In Learning Quadratic Equation for Junior and High School Students
Asmaul Husni
Jln Soebrantas, Astakarya Block G7
Abstract
This research
is motivated by the low interest in mathematics among junior and high scool
students, one of which is caused by low quality and learning strategy by an
educator. Less precisely learning approach chosen by a teacher, it will make
students tired of learning is given. The underlying objectives of this study
were to change its strategy of learning by educators and also increase the
interest of students toward learning mathematics, especially in the material
linear equation, in which a teacher is not only providing materials
conventionally, but can in certain ways certain ways such as using learning
media to improve interest of students towards mathematics. Therefore, the use
of instructional media for material Al-Khawarizmi linear equations could be one
alternative to increase the interest of students toward mathematics.
Keywords :
Implications Diagram Al-khawarizmi, Learning Media,
Linear Equations
PENDAHULUAN
Sejarah telah
menunjukkan bahwa matematika dibutuhkan manusia. Dapatkah kita membayangkan
bagaimana dunia ini sekarang seandainya matematika tidak ada? Dapatkah kita
mendengarkan radio, televisi, berkomunikasi lewat telepon dan sebagainya?
Dapatkah pula kita membayangkan kacaunya dunia ini seandainya orang tidak bisa
berhitung secara sederhana, tidak bisa memahami harga suatu barang di toko? Apa
yang terjadi seandainya untuk orang Banjarmasin 3 + 5 = 8 , sedangkan untuk
orang Jakarta 3 + 5 = 9 , atau sebaliknya?
Matematika berkembang
dengan pesat, tidak statis seperti dugaan banyak orang. Kemampuan berpikir
manusia juga berkembang. Karenanya, ada materi matematika yang dulu dipelajari
di SMP sekarang dipelajari di SD, yang dulu dipelajari di SMA sekarang
dipelajari di SMP. Perkembangan matematika modern sekarang ini tidak terlepas
dari hasil-hasil yang telah didapatkan pada periode-periode sebelumnya.
Karenanya menurut Bell sangat tidak adil jika pembahasan tentang matematika
hanya menekankan pada ide-ide matematika modern saja tanpa memberi perhatian
yang sewajarnya pada mereka yang telah merintisnya. karena kemungkinan
langkah-langkah awal penemuan mereka tersebut sangat susah dan rumit.
Al-Khwarizmi adalah salah satu dari tokoh matematika Islam yang banyak
memberikan sumbangan berharga dalam bidang matematika, khususnya bidang aljabar
dan aritmatika. Karya-karyanya menjadi peletak utama bagi penemuan-penemuan
berikutnya. Smith dan Karpinski menggambarkan sosok Al-Khwarizmi sebagai tokoh
terbesar pada masa keemasan Baghdad yang memberikan sumbangan besar terhadap
ilmu aljabar dan aritmatika. Sedangkan Khan menyatakan bahwa al-Khwarizmi
adalah seorang ahli matematika yang terkemuka sepanjang zaman. Dalam tulisan
ini maka penulis tertarik untuk mengupas sosok Al Khwarizmi dan hasil-hasil
karyanya, khususnya dalam pembahasan persamaan kuadrat dan implikasinya
terhadap zaman modern saat ini bagi siswa SMA dan SMP
KAJIAN PUSTAKA
Sebagai seorang tokoh besar dalam masanya,
al-Khwarizmi banyak menghasilkan
karya-karya yang monumental antara lain dalam bidang Astronomi dan Matematika. Dalam bidang matematika ia banyak memberikan sumbangan yang berharga
khususnya bagi perkembangan ilmu
aijabar dan aritmatika. la dikenal sebagai bapak Aijabar karena karyanya yang sangat monumental
melalui kitab al-Jabr LuaI-Muqabalah. Dalam
bidang astronomi ia dikenal sebagai salah satu pendiri bidang astrolabe dan
telah menyusun kurang lebih seratus tabel tentang bintang. Beberapa karya al-Khwarizmi dalam bidang astronomi adalah sebagai berikut :
a. Ziz Al-Sindhind
Sebuah karya yang sangat penting dan berguna hingga
saat ini yang antara lain berisi tentang tabel-tabel astronomi dan tabel
trigonometri dilengkapi dengan perhitungan serta petunjuk penggunaannya. Didalamnya
terdapat pula tabel untuk perhitungan periode gerhana deklinasi tata surya dan
rotasi perputaran. Al-Majiriti seorang ahli astronomi Islam asal Spanyol
menulis revisi dari karya al-Khwarizmi pada pertengahan abad kesepuluh. Pada
pertengahan abad kedua belas edisi revisi tersebut diterjemahkan oleh Adelard
of Bath ke dalam bahasa Latin dan telah disesuaikan dengan fungsi sinus dan
tangen untuk pertama kalinya di dunia Barat. Hasil karyanya ini membuat namanya termashur di
dunia Islam dan menjadi rujukan penting bagi para ahli astronomi lainnya.
b. The Tbiedan labels
Karyanya ini berisi subbagian dari tabel astronomi
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
oleh Gerald of Cremona di akhir abad kedua belas,10 Dalam karyanya ini
dibahas tentang pergerakan dan posisi sejajar antara matahari, bulan dan bumi;
tabel tentang bintang; tabel yang berkaitan dengan susunan planet dan tabel almanak. Hasil karyanya
ini sangat populer di seluruh daratan Eropa dan digunakan kurang lebih seratus
tahun.
c. Kitab Suratal-Ard (Book of the Earth)
Karyanya ini berisi daftar bujur dan lintang
kota-kota dan lokasinya. Menurut beberapa ahli terdapat hubungan antara hasil
karyanya dengan tulisan geografi Ptolemy. Namun menurut Toomer" terdapat
kejanggalan jika al-Khwarizmi hanya sekedar mengadaptasi tulisan Ptolemy,
karena dalam tulisannya, al-Khwarizmi mempersiapkan sebuah peta dunia yang
lebih akurat dari berbagai aspek dibandingkan dengan peta geografi Ptolemy. Karya-karyanya antara lain:
· Book of the Construction of Astrolable
· Book on the Operation of Astrolabe
· On the sundial
· Chronival
Karya Aritmatika
Al-Khawarizmi berjudul kitab Al-jam wa’ Al tafriq bi hisab Al-hid (book of
addition and substraction by the method of calculation). Karyanya ini dikenal
sebagai buku palajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan sistem bilangan
desimal.
Karyanya tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa latin yang dikenal dengan berbagai sebutan
seperti Alchawarizmi, Al-Kharismi, Algoritmi dan sebagainya yang merupakan
penyitiran dari nama Al-Khawarizmi. Penyebutan tersebut hingga sekarang kita
kenal dengan nama Algoritma (Algorithm) yang didefinisikan sebagai prosedur
baku dalam suatu perhitumgan.
Angka arab yang
kita gunakan sekarang yakni bilangan 1 sampai 9 dan 0 merupakan salah satu dari
karya Al-Khawarizmi. Diantara angka angka tersebut penemuan angka 0 memberikan
pengaruh luar biasa. Angka nol ini oleh orang hindu dinamakan sunya (kosong
atau tidak ada) dan oleh orang Arab dinamakan dengan sifr ( kosong). Penulisan
bilangan 5 dan 50 memberikan makna yang berbeda hanya karena ada 0
dibelakangnya.
Sebelum penggunaan
angka Arab, orang sangat bergantung pada angka romawi yang kaku. Angka Arab
jauh lebih mudah digunakan baik dari segi penulisan yang tidak banyak memakan
tempat maupun dalam penyelesain masalah matematika meskipun yang paling
sederhana sekalipun. Jika dalam basis 10 bilangan 1843 ditulis dengan empat
angka menurut sistem angka Arab, maka dalam sistem angka Romawi harus digunakan
sepuluh angka (huruf) yakni MDCCCXLIII. Dapat dibayangkan bagaimana rumitnya
kalau sistem angka romawi digunakan dalam menyelesaikan operasi-operasi Aljabar
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Sebuah hasil yang mengagumkan juga telah diberikan
Al-Khawarizmi dalam menyelesaikan masalah persamaan kuadrat yakni denga
formula atau rumus yang kita kenal sekarang sebagai rumus ABC.
Rumus tersebut adalah :
Uraian di atas
membuktikan berlakunya rumus kuadrat.
Misalkan
bilangan rela dan
maka akar-akar persamaan kuadrat
ditentukan oleh:
Al-Khawarizmi juga
memberikan kontribusi dalam geometri. Ia memberikan sebuah teorema yang
menyatakan bahwa suatu segitiga sama sisi juga segitiga sama kaki. Memberikan
cara perhitungan luas segitiga, segiempat dan lingkaran. Al-Khawarizmi
menggunakan aprokasi/hamparan untuk bilangan.
Al-khawarizmi memberikan suatu cara yang sangat mudah
dalam menentukan tinggi dalam suatu segitiga yang sisi sisinya diketahui.
Diantara seluruh karyanya, tulisan tentang Aljabar dan aritmatika adalah karya
terbesar yang melambungkan namanya, keduanya menjadi sumber Acuan Ilmu
matematika untuk beberapa abad lamanya dibelahan Barat dan timur.
Karya Alkhawarizmi
yang berjudul hisab al jabr wa’l-muqabalah ditulis pada tahun 820M. Terjemahan
Karya ini ke bahasa latin terkenal di Eropa dengan
nama al-Jabr. Istilah
Aljabar tersebut digunakan hingga sekarang yang dalam bahasa Arab ditulis aI-Jabr sedangkan dalam bahasa
Inggris ditulis AJgebra.
Kata-kata al-Jabr wa'l-Muqabalah jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris ada yang menyebutnya
dengan "The Book of Restoring and Balancing" dan ada juga yang menyebutnya
dengan "The Science Of
Canceflation and Reduction".
Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
"perhitungan dengan restorasi
dan reduksi". Restorasi
maksudnya menyederhanakan sebuah rumus
dengan menggunakan operasi yang sama di kedua sisinya sedangkan reduksi
berarti mengkombinasikan bagian-bagian yang berbeda dari sebuah rumus untuk kemudian menyederhanakannya.
Keduanya merupakan cara-cara yang pokok digunakan dalam aljabar sekarang ini. Buku aljabar yang dikarang oleh
al-Khwarizmi dapat diklasifikasikan sebagai dasar pengetahuan matematika. Para
sejarawan matematika sepeni Gandz (1936), Berggren (1979), Boyer (1985) dan
Rashed (1988) menyebutkan bahwa al-Khwarizmi layak disebut sebagai "Bapak
Aljabar". Boyer dalam History of Mathemathics
menyebutkan bahwa "Diophantus terkadang disebut sebagai Bapak Aljabar,
tetapi sebutan ini sebenarnya lebih pantas dialamatkan untuk
al-Khwarizmi."19 Hal ini disebabkan karena pengetahuan aljabar yang
ditulis oleh al-Khwarizmi lebih mendekati dasar-dasar ilmu pengetahuan aljabar
modern daripada yang dikemukakan oleh Diophantus.
Al-Khwarizmi yang pertama kali memperkenalkan
aljabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan konsep aljabar Diophantus lebih cenderung menggunakan
aljabar sebagai alat bantu untuk aplikasi teori bilangan.
Para sejarawan meyakini bahwa karya al-Khwarizmi
merupakan buku pertama dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam
konteks disiplin ilmu. Kondisi ini dipertegas dalam pembukaan, formulasi dan kosakata yang secara tekhnik merupakan
kosakata baru. Ilmu pengetahuan aljabar sendiri sebenanya meupakan penyempurnaan terhadap
pengetahuan yang sudah di capai oleh bangsa mesir dan babylonia. Kedua bangsa
tersebut telah memiliki catatan-catatan yang berhubungan dengan aritmatika,aljabar
dan geometri pada pemulaan 2000 SM. Dalam buku Arithmetica of dhiophantus
terdapat beberapa tentang persamaan kuadrat,meskipun demikian persamaan yang
ada belum terbentuk secara sistematis , tetapi terbentuk secaa tidak sengaja
melalui penyempunaan kasuss-kasus yang muncul, karena itu. Sebelum masa
Al-khawarizmi, Aljabar belum merupakan suatu hal yang objek secara seius dan
sistematis di pelajari.
Bagian petama dari
tulisan Aljaba Al-khawarizmi menekankan pada teori-teori yang
berkaitan dengan subyeknya, memberi penjelasan terhadap terminologi penulisan
dan konsep penulis. Pada bagian kedua memberi penekanan pada prosudur normal
yang mengsahkan prnggunaan perhitungan praktis untuk direduksi dengan
dasar-dasar Aljabar. Bagian akhir penulisanya yang berkenaan dengan aplikasi
Aljabar untuk bidang perdagaan,penelitian lapangan, pengukuran bidang geometri
dan aplikasi pada waisan hukum Islam.
Al-khawarizmi menggunakan
istilah jahr (roo) untuk menyetakan akar ( radix/root) dan mal untuk menyatakan
kuadrat (square) ia membuat ia membuat sebuah dalil yang menyatakan bahwa semua
jenis masalah yang ada dapat di golongkan salah satu dari enam persamaan dasar diantaranya seperti dibawah ini:
·
Akar
sama dengan bilangan
·
kuadrat
sama dengan akar
·
kuadrat
sama dengan Bilangan
·
Bilangan
di tambah kudrat sama dengan akar
·
Bilangan
sama dengan akar ditambah kuadrat
·
kuadarat
sama dengan bilangan ditambah aka
Salah satu
yang diciptakan oleh beliau adalah yang sering kita sebut
dengan metode “Melengkapkan Kuadrat Sempurna”. Beliau memberikan
contoh: jika terdapat persamaan:
Untuk
menyelesaikan solusi dari persamaan tersebut Al-Khawarizmi membuat sebuah
gambar. Pertama beliau akan membuat sebuah persegi kecil, dengan panjang tiap
sisi sama dengan x.
Persegi
tersebut memiliki luas daerah, yaitu:
x2 = 39 – 10x
Kemudian,
beliau menambahkan pada masing-masing sisi persegi tersebut persegi panjang
yang sama dengan lebar = 10/4 = 2.5
Sehingga
Al-Khawarizmi mengetahui bahwa luas daerah persegi ditambah dengan empat
persegi pannjang (lihat gambar di atas) adalah 39 atau dengan kata lain:
x2 + 4 (2.5x) = x2 + 10x =
39
Dengan
melengkapi gambar di atas sehingga menjadi sebuah persegi maka dapat menemukan
nilai dari x. Kemudian beliau melanjutkan dengan menambahkan empat
buah persegi sehingga tercipta persegi baru pada gambar di atas.
Sehingga
luas daerah persegi yang paling besar menjadi x + (2.5 +2.5)
= x + 5 yang akan sama dengan luas daerah persegi yang
berwarna hijau ditambah luas embat buah persegi panjang ditambah luas persegi
yang berwarna abu-abu yaitu 64, sehingga:
x2 + 4 (2.5) 2 = 39 + 25 = 64
Sehingga
(x +
5)2 = 64
Maka,
Al-Khawarizmi dapat menentukan nilai x, yaitu:
x +
5 = 8 atau x + 5 = -8, maka x = 3 atau x =
-13.
PEMBAHASAN
- Implikasi Diagram Al-Khawarizmi Sebagai Alat Peraga dalam Pembelajaran Persamaan Kuadrat untuk Siswa SMP dan SMA
Salah satu cara agar siswa menyenangi
belajar matematika adalah dengan mengusahakan sebanyak mungkin siswa terlibat
dalam kegiatan belajar mengajar. Setiawan (2004 : 16) mengatakan salah - satu
cara untuk melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar tentu
dengan memanfaatkan media atau alat peraga.
Hal yang dapat kita tangkap adalah,
bagaimana siswa itu agar paham terhadap apa yang kita sampaikan, dan bagaimana
agar siswa itu tidak mudah lupa terhadap materi yang sudah kita ajarkan. Maka
kita sebagai pendidik bisa menerapkan sistem workshop dengan berbagai media
yang ada.
Dalam pembahasan persamaan kuadrat
adalah salah satu dari banyaknya materi matematika yang bisa digunakan dengan
alat peraga, yang telah diperkenalkan oleh sejarawan Islam yang terkenal yaitu
al-Khawarizmi yang bisa kita gunakan penerapannya kepada siswa SMP dan SMA agar
mereka mengerti dan dapat mencari himpunan penyelesaian dari suatu fungsi
tersebut. Untuk menyelesaikn persamaan kuadrat banyak cara yang dapat digunakan
yaitu dengan cara faktorisasi, melengkapi kuadrat sempurna, dan dengan
menggunakan rumus ABC. Namun bagaimana jika siswa terkendala dalam memahami
ketiga cara tersebut ? apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik?
Berikut penjelasannya :
Tujuan :
Untuk
mempermudah pembelajaran materi aljabar menjadi lebih menarik dan lebih riil
dengan melibatkan media dan alat peraga.
·
Untuk
mempermudah siswa dalam memahami Pembelajaran Pemfaktoran dari ax2 +
bx + c
·
Membentuk
kreatifitas siswa dalam memecahkan permasalahan aljabar.
Alat
dan Bahan
Alat
:
·
Gunting
·
Lem/double tip.
Bahan
:
·
Kardus
yang membentuk persegi besar.
·
Kardus
yang membentuk persegi kecil.
·
Kardus
yang membentuk persegi panjang.
·
Kertas
manila
Aturan
1. Pada tahap awal, para siswa
dikenalkan dengan blok Aljabar sebagai berikut :

2.
Masing-masing
blok tersebut diberi makna berturut-turut sebagai berikut:

x2 -x2 x -x +1
-1
3. Siswa memahami bangun datar berupa
balok dan persegi.
Tata cara :
·
Diberikan
persamaan kuadrat dan siswa diminta untuk memfaktorkan persamaan kuadrat
tersebut.
·
Siswa
menghitung berapa banyak persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang yang
dibutuhkan.
·
Siswa
menyusun persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang menjadi persegi atau
persegi panjang yang besar.
·
Setelah
siswa dapat menyusunnya, barulah siswa diminta untuk menentukan luas dari
persegi atau persegi panjang tersebut.
Contoh
1 :
Tentukan
faktor dari persamaan x2 + 5x
+ 6 dengan menggunakan blok aljabar Al-Khawarizmi.
Jawab:
Langkah
1:
Menentukan
jumlah persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang yang akan digunakan
X2 + 5x + 6

Langkah
2:
Menyusun
gambar menjadi persegi panjang atau persegi:

Langkah
3:
Menentukan
panjang dan lebar persegi panjang
p = x + 3
l = x + 2
Langkah
4:
Menentukan
luas persegi panjang , yaitu:
L = p * l
= (x+3) (x+2)
= x2 + 5x + 6
Setelah
langkah demi langkah yang kita lewati akhirnya kita memperoleh faktor dari persamaan kuadrat x2 + 5x + 6 yaitu (x+3) (x+2) atau
panjang dan lebar dari persegi panjang.
Contoh
2 :
Pemfaktoran yang koefisien b dan c -
nya negatif
Tentukan
faktor dari persamaan x2 - 2x
- 3 dengan menggunakan blok aljabar Al-khawarizmi
Jawab:
Langkah
1:
Menentukan
jumlah persegi besar, persegi kecil dan persegi panjang yang akan digunakan
X2 -2x -3
Langkah
2:
Menyusun
gambar menjadi persegi panjang atau persegi. Namun terjadi permasalahan. Dengan
blok aljabar seperti itu, tidak mungkin disusun menjadi suatu persegi panjang.
Karena itu, perlu ditambahkan pasangan nol (pasangan gambar yang saling
menghilangkan)
+1 -1
sehingga
terbentuk suatu susunan persegi panjang sebagai berikut. yang sama artinya
dengan ( x - 3 ) ( x + 1 ) (seperti langkah 3 pada contoh soal sebelumnya).

Menurut Piaget pengetahuan merupakan proses dari tindakan,
baik fisik dan/atau mental pada objek, images dan symbol-simbol. Begitu juga
dengan pendidikan matematika. Pokok – pokok pikiran yang mewarnai dunia
pendidikan antara lain :
·
Pendekatan terpusat pada anak (siswa). Hal ini karena pada
hakekatnya jalan pikiran siswa (anak) berbeda dengan orang dewasa, baik dalam
pendekatannya terhadap realitas maupun cara pandangnya terhadap dunia.
·
Aktivitas. Untuk mempelajari sesuatu, anak membutuhkan
kesempatan untuk mengadakan tindakan terhadap obyek yang dipelajari. Oleh
karena itu tugas guru adalah mendorong aktifitas siswa. Guru hendaknya
memaparkan materi atau mempersiapkan situasi yang dapat mendorong siswa untuk
merancang eksperimennya sendiri.
·
Belajar secara individual. Hal ini dimaksudkan karena meski
pun usia siswa sama, akan tetapi tingkat kognisi belum tentu sama. Oleh karena
itu guru hendaknya memperhatikan perbedaan individu dalam pemerolehan
pengetahuan siswa.
·
Interaksi sosial. Interaksi sosial ini dimaksudkan agar
siswa dapat saling bertukar pengalaman, memberikan alas an dan mempertahankan
pendapat siswa.
Dalam mengajarkan materi persamaan kuadrat diagram
Al-Khawarizmi kita sebagai pendidik juga harus memperhatikan Langkah-Langkah
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tipe SAVI (Somatis, Auditory,
Visual, Intellectual) yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan
berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, belajar
dengan memecahkan masalah dan merenung dengan Berbasis Masalah Kontekstual
dan konkrit
Dengan menggunakan kerangka perencanaan pembelajaran SAVI,
maka langkah-langkah penerapan pendekatan pembelajaran Tipe SAVI dengan
berbasis masalah kontekstual dan konkrit dapat dilakukan dengan empat tahapan,
yaitu :
1. Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
·
Menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk belajar
dan mengecek kehadiran siswa.
·
Mengingatkan pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya dan
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
·
Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran dengan jelas
·
Mengajukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi
guna merangsang rasa ingin tahu dan motivasi belajar siswa
·
Menyampaikan garis besar materi dan mengajak siswa terlibat
sejak awal
2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)
·
Meminta siswa melakukan pengamatan secara langsung terhadap
benda nyata disekitar yang berkaitan dengan materi dan menggunakannya untuk
memahami materi yang sedang dipelajari.
·
Melakukan tanya jawab secara klasikal untuk membicarakan
masalah yang telah diajukan.
·
Memberikan gambaran bentuk penyelesaian dari masalah yang
telah diajukan.
3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)
·
Membagi siswa dalam kelompok dengan anggota yang heterogen
·
Setiap kelompok melakukan kegiatan dengan menggunakan benda
nyata atau media pembelajaran yang telah disiapkan guna menyelesaikan masalah
yang telah diajukan sebelumnya.
·
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas
hasil kegiatan yang telah mereka lakukan.
·
Guru membimbing siswa untuk memecahkan masalah yang telah
diajukan sebelumnya.
·
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan
kelompok lain menanggapi.
·
Guru memberikan latihan soal dan setiap siswa mengerjakannya
secara individu.
4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)
·
Memberi kesempatan pada siswa untuk menampilkan apa yang
mereka peroleh dari kegiatan pembelajaran tersebut baik secara individu, kelompok
atau klasikal
·
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari dengan menggunakan peta konsep.
·
Guru memberikan penguatan terhadap materi.
·
Guru dan siswa melakukan refleksi dan melakukan perbincangan
dengan siswa tentang kegiatan belajar pada hari itu dan mendengarkan keluhan
siswa, memberikan umpan balik dan evaluasi kinerja
Dari
uraian di atas, kita sebagai pendidik dapat mengajarkan materi persamaan
kuadrat, yang mana siswa tidak akan menjadi bosan terhadap apa yang kita ajarkan,
dan apa yang kita sampaikan membekas di dalam otak para siswa, hanya dengan
mempelajari sejarah matematika kita bisa menerapkan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari seperti penggunaan diagram Al-Khawarizmi ini.
Alat peraga
matematika Al-Khawarizmi ini merupakan
alat yang memperagakan suatu konsep/prinsip matematika tentang persamaan
kuadrat, atau media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (langsung atau
tak langsung). Makna “memperagakan” adalah menjadikannya jelas secara visual,
atau menjadikannya konkrit (dapat disentuh), atau menjadikannya bekerja pada
suatu konteks
Penggunaan alat peraga ini harus sesuai dengan fungsi fokus
utamanya, juga dengan memakai model pembelajaran yang tepat dan bisa memperkuat
proses pembelajaran kelas yang efektif.
2. Efektifitas Pemanfaatan Alat Peraga
Diagram Al-Khawarizmi dalam Pembahasan Persamaan Kuadrat
Penggunaan media diagram Al-Khawarizmi
dalam pembelajaran persamaan kuadrat telah menimbulkan efek positif pada siswa,
Menimbulkan rasa suka terhadap pelajaran matematika, karena penyajian yang
tidak ceramah melulu, tetapi melibatkan diskusi sekaligus emosi positif siswa. Meningkatkan
motivasi, sebagai contoh: siswa akan sangat antusias apabila disuguhkan media
pembelajaran dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan, sehingga waktu belajar
tidak terasa dan juga bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan
soal-soal yang berkaitan dengan persamaan kuadrat, berikut ini gambaran efek
positif penggunaan diagram Al-Khawarizmi bagi siswa SMP dan SMA :
·
Penggunaan media diagram Al-Khawarizmi
yang digunakan pada pembelajaran pokok bahasan persamaan kuadrat merupakan cara
efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dapat
dilihat dari keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang
tinggi, banyak siswa yang dulunya pendiam menjadi aktif bertanya, juga banyak
siswa yang menjawab dan kritis terhadap materi persamaan kuadrat yang
diberikan, siswa juga dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan tepat
waktu.
·
Dalam proses belajar mengajar persmaan
kuadrat Al-Khawarizmi juga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung, dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
dan tidak membosankan.
·
Dari hasil observasi pemakalah mengenai
persepsi siswa terhadap pembelajaran ymenyatakan matematika tidak membosankan,
karna efek penggunaan diagram Al-khawarizmi tersebut
·
Penggunaan diagram Al-khawarizmi
memudahkan siswa untuk memahami pokok bahasan persamaan kuadrat, serta
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan membantu guru
lebih terampil dalam pengelolaan kelas.
·
Penggunaan diagram Al-Khawarizmi memberikan gambaran
kelulusan materi persamaan kuadrat yang diberikan. Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong
tinggi. Terdapat implikasi
positif terhadap motivasi belajar siswa dan prestasinya, dengan penggunaan
diagram Al-Khawarizmi pada pembelajaran persmaan kuadrat untu siswa SMP dan SMA
ini.
PENUTUP
- Kesimpulan
Penggunaan media diagram Al-Khawarizmi
dalam pembelajaran persamaan kuadrat telah menimbulkan efek positif pada siswa,
Menimbulkan rasa suka terhadap pelajaran matematika, karena penyajian yang
tidak ceramah melulu, tetapi melibatkan diskusi sekaligus emosi positif siswa.
Meningkatkan motivasi, sebagai contoh:
siswa akan sangat antusias apabila disuguhkan media pembelajaran dalam
mengerjakan soal-soal yang diberikan, sehingga waktu belajar tidak terasa dan
juga bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang
berkaitan dengan persamaan kuadrat.
- Saran
Ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan guru dalam
menetapkan penggunaan suatu alat peraga Al-Khawarizmi dalam pembelajaran
persamann kuadrat
·
Pada tahap awal guru dapat memotivasi
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, serta lebih meningkatkan porsi
perhatian yang lebih kepada siswa dalam kelompok yang nilainya lebih rendah.
·
Pada saat proses pembelajaran
berlangsung sebaiknya guru lebih mengkoordinir siswa pandai untuk lebih aktif
bertindak sebagai peer teaching
·
Perlu diingat bahwa sebaiknya guru dan
siswa tidak menggunakan diagram Al-khawarizmi ini pada saat siswa sudah
termotivasi untuk mempelajari materi selanjutnya, sebab akan membuat siswa menjadi
bosan dan tergantung pada media Al-Khawarizmi tersebut
·
Disarankan pada guru untuk menggunakan
media alat peraga dalam proses belajar mengajar.Apalagi pada
pokok bahasan yang dianggap sulit bagi siswa, karena akan memudahkan siswa
untuk memahami materi
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, mat Rofa. 2004. Matematik merintas. Tamadun. Kuala
lumpur : DPB
Kusdwiratri
Setiono. 1983. Teori Perkembanngan Kognitif. Bandung: Universitas Padjajaran.
Dave Meier. Acelereted Learning
Samian, abdul latif 1992. Sejarah matematik. Kuala Lumpur : DPB
Labels:
Matematika
Subscribe to:
Comments (Atom)


