Sunday, February 12, 2017

PERMODELAN MATEMATIKA MODEL SIS UNTUK PENYAKIT TUBERCULOSIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian penduduk di Indonesia yang cukup memprihatinkan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis (MyTBC). Fenomena TBC seperti yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M  telah menghantarkan Indonesia pada peringkat ketiga penyumbang penyakit TBC di dunia setelah India pada peringkat pertama dengan temuan tidak kurang dari 800.000 kasus setiap tahunnya dan China pada peringkat kedua dengan temuan penderita baru setiap tahunnya tidak kurang dari 600.000 kasus.
Di Indonesia TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yang berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan temuan penderita setiap tahunnya tidak kurang dari 500.000 orang. Fakta ini tentu cukup mencengangkan apalagi prevalence TBC tertinggi berada di kawasan timur Indonesia yang mencapai 210 per 100.000 penduduk. (Depkes RI, 2000, 2004). Kejadian Kasus Tuberculosis paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosio- ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini disebabkan oleh daya tahan tubuh yang lemah, status gizi dan kebersihan individu, serta kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal.
Meskipun menular, tetapi orang yang tertular Tuberculosis tidak semudah terserang flu. Penularan penyakit ini memerlukan waktu pemaparan yang cukup lama dan intensif dengan sumber penyakit (penular). Seseorang yang kesehatan fisiknya baik, memerlukan kontak dengan penderita TBC aktif setidaknya 8 jam sehari selama 6 bulan untuk dapat terinfeksi.
Dalam masalah penularan penyakit TBC ini paling sedikit terdapat tiga kategori subpopulasi yang berinteraksi satu sama lain dalam setiap lingkungan pemukiman yaitu subpopulasi dengan individu-individu sebagai suspect TBC, subpopulasi dengan individu-individu tertular TBC tetapi belum TBC, dan subpopulasi dengan individu-individu positif TBC. Ketiga kategori subpopulasi ini berinteraksi terus menerus secara bebas dengan subpopulasi lain yang menempati lingkungan pemukiman yang sama yaitu subpopulasi dengan individu-individu negative TBC ataupun yang suspek TBC. Apabila interaksi ini berjalan terus menerus tanpa suatu upaya pengendalian yang cukup serius maka TBC akan menjadi bahaya dalam rentang waktu yang cukup lama.
Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas tentang model SIS penyakit Tuberculosis untuk mengetahui bagaimana penyebaran penyakit Tuberculosis sehingga dapat diprediksi kemungkinan yang terjadi di masa depan tentang jumlah penderita TBC dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir penyebaran penyakit Tuberculosis.
B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mencari model matematika jumlah penderita penyakit Tuberculosis (TBC) di Riau ?
2.      Bagaimana simulasi model matematika jumlah penderita penyakit Tuberculosis (TBC) di Riau ?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui cara mencari model matematika jumlah penderita penyakit Tuberculosis (TBC) di Riau
2.      Untuk mengetahui simulasi model matematika jumlah penderita penyakit Tuberculosis (TBC) di Riau






BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Model
Model  merupakan model penyebaran penyakit dengan fase kompartemen yaitu  dan .  (susceptible) adalah individu yang sehat namun rentan (tak kebal) terhadap penyakit dan  (infective) adalah individu yang terkena penyakit dan dapat menularkan penyakitnya. Individu yang rentan ( ) tersebut berinteraksi dengan individu yang terinfeksi ( ), sehingga terinfeksi suatu penyakit. Dalam model  ini, individu dalam kelas infeksi dapat sembuh dengan pengobatan medis, sehingga masuk kelas sehat (susceptible), tetapi kesembuhan itu tidak mengakibatkan individu tersebut kebal, sehingga memungkinkan terinfeksi kembali dan masuk kelas infeksi (infective). Adapun salah satu penyakit yang menggunakan model SIS ini adalah penyakit Tuberculosis. Untuk lebih ringkasnya dapat dilihat pada diagram di bawah.
S
I
 



Gambar 2.1 Diagram
Model SIS ini terbagi menjadi dua buah, yaitu model SIS deterministik dan model SIS stokastik. Akan tetapi, model yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah model SIS deterministik saja.

B.  Model Deterministik  untuk Penyakit Tuberculosis
Model deterministik SIS adalah model deterministik yang menggunakan persamaan differensial. Terdapat beberapa model deterministik  untuk kasus tertentu. Salah satu model  yang akan dibahas dalam makalah ini adalah model  untuk total populasi tetap dengan proses kelahiran dan kematian.  Adapun notasi yang digunakan adalah :


  =   Laju kontak antara individu rentan Tuberculosis dan individu terinfeksi
          Tuberculosis
  =   Rata-rata kesembuhan dari penyakit Tuberculosis
   =   Rata-rata kelahiran
   =   Rata-rata kematian
=   Ukuran populasi pada waktu t
=   Jumlah individu sehat pada waktu t
  =   Jumlah individu terinfeksi Tuberculosis pada waktu t
dengan , , , , , ,
Karena populasinya konstan berarti  sehingga , dan
Sehingga kita peroleh bahwa pada saat populasinya konstan maka laju kelahiran populasi tersebut sama dengan laju kematiannya.

Asumsi  :
1.      Jumlah populasi konstan
2.      Individu yang lahir merupakan individu yang sehat tetapi rentan penyakit Tuberculosis
3.      Individu yang telah sembuh tidak memiliki kekebalan permanen sehingga dapat tertular penyakit Tuberculosis kembali
4.      Terjadi kematian karena penyakit Tuberculosis
5.      Tidak terjadi Emigrasi atau Imigrasi

Model Deterministik  untuk Tuberculosis, dapat diperhatikan pada skema berikut :




 





Gambar 2.2 Skema Model Deterministik  untuk penyakit Tuberculosis

Keterangan gambar :
       :  Menunjukkan penambahan dari populasi pada kelompok sehat tapi rentan penyakit Tuberculosis yaitu kelahiran, dihitung dengan :
       :  Menunjukkan jumlah individu pada kelas rentan Tuberculosis yang berpindah ke kelas infeksi Tuberculosis akibat individu tersebut melakukan kontak dengan individu terinfeksi Tuberculosis, dihitung dengan :
       :  Menunjukkan jumlah individu pada kelas infeksi Tuberculosis yang mengalami pemulihan sehingga masuk ke kelas rentan, dihitung dengan :
       :  Menunjukkan jumlah kematian pada kelas infeksi, dihitung dengan :
       :  menunjukkan jumlah kematian pada kelas rentan, dihitung dengan :

a.    Untuk ruang keadaan individu sehat tapi rentan Tuberculosis
1)   Dengan adanya kontak antara individu rentan dan individu terinfeksi
Asumsi :   a)  Pertambahan populasi individu rentan Tuberculosis berbanding terbalik dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan populasi individu rentan Tuberculosis sebanding dengan proporsi individu rentan (jumlah individu rentan per jumlah populasi).
                 c)  Pertambahan populasi individu rentan Tuberculosis sebanding dengan jumlah individu terinfeksi
Formulasi:



2)      Dengan adanya kematian pada individu terinfeksi Tuberculosis
Asumsi:    a)  Pertambahan jumlah individu rentan Tuberculosis sebanding dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan jumlah individu rentan Tuberculosis sebanding dengan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis.
Formulasi:

3)      Dengan adanya individu terinfeksi Tuberculosis yang mengalami pemulihan
Asumsi :   a)  Pertambahan jumlah individu rentan Tuberculosis sebanding dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan jumlah individu rentan Tuberculosis sebanding dengan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis.
Formulasi:
Jumlahkan ketiga formulasi yang diperoleh, sehingga
Kemudian kita cari solusinya
Misalkan :

Lalu kita cari solusi khususnya dengan menggunakan
Untuk  pada saat , maka:

Substitusikan nilai  ke dalam solusi umum diperoleh :


b.    Untuk ruang keadaan individu terinfeksi Tuberculosis
1)   Dengan adanya kontak antara individu rentan dan individu terinfeksi
Asumsi :   a)  Pertambahan populasi individu terinfeksi Tuberculosis sebanding dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan populasi individu terinfeksi Tuberculosis sebanding dengan proporsi individu terinfeksi (jumlah individu terinfeksi per jumlah populasi).
                 c)  Pertambahan populasi individu terinfeksi Tuberculosis sebanding dengan jumlah individu rentan.
Formulasi :



2)   Dengan adanya kematian pada individu terinfeksi Tuberculosis
Asumsi:    a)  Pertambahan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis berbanding terbalik dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan jumlah individu terinfeksi sebanding dengan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis.
Formulasi:

3)   Dengan adanya individu terinfeksi Tuberculosis yang mengalami pemulihan
Asumsi :   a)  Pertambahan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis berbanding terbalik dengan pertambahan waktu.
                 b)  Pertambahan jumlah individu terinfeksi sebanding dengan jumlah individu terinfeksi Tuberculosis.
Formulasi :
Jumlahkan ketiga formulasi yang diperoleh, sehingga :
Karena
Kemudian kita cari solusinya
Misalkan :
Misalkan :
                               

Lalu kita cari solusi khususnya dengan menggunakan
Untuk  pada saat , maka:

Substitusikan nilai  ke dalam solusi umum diperoleh :





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Model  merupakan model penyebaran penyakit di mana individu dalam kelas infeksi dapat sembuh dengan pengobatan medis, sehingga masuk kelas sehat (susceptible), tetapi kesembuhan itu tidak mengakibatkan individu tersebut kebal, sehingga memungkinkan terinfeksi kembali dan masuk kelas infeksi (infective). Salah satu jenis penyakit yang sesuai dengan model SIS deterministik yaitu penyakit Tuberculosis.
Model SIS deterministik untuk penyakit Tuberculosis untuk populasi konstan dengan proses kelahiran dan kematian adalah sebagai berikut :



B.  Saran
Model SIS deterministik untuk penyakit Tuberculosis ini dapat dikembangkan lagi dengan menambah asumsi-asumsi yang lain. Semakin banyak asumsi maka semakin bagus model matematika yang dibuat sehingga bisa dijadikan untuk pengambilan tindakan atau keputusan untuk meminimalisir kasus Tuberculosis.






DAFTAR PUSTAKA

Adi Tri Ratmanto, Purnami Widyaningsih dan Respatiwulan. Titik Kesetimbangan Model Endemik Suspectible Infected Suspectibele (SIS) Beserta Kestabilannya.pdf. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sebelas Maret.