BERKAH UMUR YANG PANJANG
Umur
merupakan karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Umur tidak bisa dibeli
dengan uang trilyiunan rupiah, umur tidak bisa ditukar dengan materi, karena
persoalan umur adalah hak prerogatif
Allah. Jatah umur bagi manusia telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali yaitu sebelum kita dilahirkan ke
dunia ini.
Pada
zaman dahulu, umur manusia relatif panjang. Ada yang berumur ratusan tahun, dan
sejarah mencatat umur manusia yang terpanjang adalah umur nabi Nuh as. Nabi Nuh
berumur lebih dari 950 tahun. Tetapi, kita lihat zaman sekarang, umur manusia
relatif singkat. Manusia zaman sekarang sangat langka sekali bisa mencapai umur
walaupun hanya satu abad saja.
Nabi
Muhammad saw. saja hanya diberikan jatah umur oleh Allah swt. selama 63 tahun.
Umur yang singkat, tetapi dengan umur yang singkat itu beliau tegakkan agama
Islam di permukaan bumi ini. Sehingga menjadi rahmat bagi sekalian alam
semesta. Umur beliau yang singkat itu juga penuh dengan berkah dan sangat
signifikan bagi kehidupan umat-umatnya.
Nabi
Muhammad saw. juga pernah mengisyaratkan bahwa, umat beliau memiliki umur yang
relatif singkat dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Dalam atsar atau riwayat para sahabat nabi,
umur umat nabi Muhammad sangat singkat, seperti halnya jarak antara waktu shalat
asar dengan shalat maghrib. Hanya sedikit saja diantara umat beliau saw. yang
melewati umur nabi Muhammad saw., yaitu 63 tahun.
Perkataan
nabi Muhammad saw. tersebut memang benar. Kita lihat zaman sekarang ini,
rata-rata umur manusia hanya berkisar 50 tahun. Jarang sekali yang mencapai
hingga umur nabi Muhammad saw. Perkataan nabi saw. bukan hanya sebatas prediksi
beliau, melainkan atas wahyu yang disampaikan oleh Allah swt.
Didalam
silsilah keluargaku, ada seseorang yang telah berumur lebih satu abad. Dia
adalah nenek dari ayahku. Nenekku tersebut telah berumur kira-kira 112 tahun,
dan masih bisa berdiri dan beraktifitas sehari-hari. Yang membuat aku kagum
adalah dia merupakan nenek tua yang tidak memiliki penyakit pikun. Dan semua
nama anak, cucu dan cicitnya, dia hafal semuanya. Yang sudah meninggal maupun
yang masih hidup, beliau hafal semua nama tersebut.
Dengan bekal umur yang panjang, walaupun secara
fisik sudah melemah, tetapi beliau masih sanggup melakukan umrah ke Baitullah. Tahun lalu, tepatnya tahun
2013 dia melalukan ibadah umrah selama dua minggu. Alhamdulillah, ibadah umrah tersebut dapat ia tunaikan dengan baik
dan selamat kembali ke kampung halaman.
Dan yang lebih istimewa lagi, nenekku tersebut
memiliki keahlian mengobati penyakit melalui doa-doa yang dia bacakan. Banyak
orang-orang kampung berobat kepada nenekku tersebut. Termasuk aku, juga sering
berobat kepadanya. Dengan modal air putih dan doa, beliau dengan izin Allah
bisa menyembuhkan penyakit.
Kata-kata
yang terlontar dari mulut beliau ketika mengobati adalah “Sering-seringlah
mengerjakan shalat, perbaiki tauhidmu, yang menyembuhkan adalah Allah, bukan
aku. Aku hanyalah sebagai perantara. Jangan kamu jatuh dalam jurang
kemusyrikan, yaitu kamu percaya akulah yang menyembuhkan penyakit itu. Dengan
izin-Nya penyakit tersebut disembuhkan.”
Menilik
sejarah hidup nenekku tersebut, aku sangat termotivasi dengan pola hidupnya.
Dimana, waktu-waktu yang ia lalui setiap hari penuh dengan ibadah. Tasbih
selalu melilit di jari tangannya, berzikir menyebut kata-kata ‘Allah,
Muhammad’. Ibadah malam pun, tidak pernah beliau tinggalkan. Selalu mengerjakan
shalat tahajjud, meskipun dengan susah payahnya, beliau tetap melaksanakannya
dengan sepenuh hati.
Beliau
lewati waktu demi waktu untuk kebaikan, memberikan nasehat kepada anak, cucu
dan cicitnya. Kata-kata nasehat yang
sering disampaikannya adalah ”setiap memulai melakukan sesuatu, jangan lupa
menyebut nama Allah. Karena setiap perkara yang terjadi dalam kehidupan kita
bergantung pada kehendak-Nya”.
Nasehat
yang sangat bermanfaat bagi kehidupanku. Aku senantiasa menuruti nasehat
tersebut, yang intinya adalah kita harus selalu bertawakkal kepada Allah swt.
Semua urusan ada di tangan-Nya, segala sesuatu yang terjadi pada diri kita atas
kehendak Allah swt. Aku menjadikan nenekku ini sebagai teladan dalam
bertindak, karena aku melihat
amalan-amalannya yang ikhlas, seakan-akan limpahan rahmat dari Allah tiada
hentinya. Dengan umur yang panjang tersebut, beliau masih bisa berguna dan
bermanfaat bagi orang lain.
Sehingga,
kesimpulan yang aku ambil dari kisah ini adalah berdasarkan hadis nabi Muhammad
saw., beliau bersabda “Sungguh beruntunglah orang yang panjang umurnya, dan
baik amalannya. Dan sungguh merugilah orang yang pendek umurnya dan buruk
amalannya.” Dan sabdanya yang lain, “sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia lain”.
