Thursday, September 1, 2016

Keberkahan Umur yang Panjang

 BERKAH UMUR YANG PANJANG

Umur merupakan karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Umur tidak bisa dibeli dengan uang trilyiunan rupiah, umur tidak bisa ditukar dengan materi, karena persoalan umur adalah hak prerogatif Allah. Jatah umur bagi manusia telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali yaitu sebelum kita dilahirkan ke dunia ini.

Pada zaman dahulu, umur manusia relatif panjang. Ada yang berumur ratusan tahun, dan sejarah mencatat umur manusia yang terpanjang adalah umur nabi Nuh as. Nabi Nuh berumur lebih dari 950 tahun. Tetapi, kita lihat zaman sekarang, umur manusia relatif singkat. Manusia zaman sekarang sangat langka sekali bisa mencapai umur walaupun hanya satu abad saja.

Nabi Muhammad saw. saja hanya diberikan jatah umur oleh Allah swt. selama 63 tahun. Umur yang singkat, tetapi dengan umur yang singkat itu beliau tegakkan agama Islam di permukaan bumi ini. Sehingga menjadi rahmat bagi sekalian alam semesta. Umur beliau yang singkat itu juga penuh dengan berkah dan sangat signifikan bagi kehidupan umat-umatnya.

Nabi Muhammad saw. juga pernah mengisyaratkan bahwa, umat beliau memiliki umur yang relatif singkat dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Dalam atsar atau riwayat para sahabat nabi, umur umat nabi Muhammad sangat singkat, seperti halnya jarak antara waktu shalat asar dengan shalat maghrib. Hanya sedikit saja diantara umat beliau saw. yang melewati umur nabi Muhammad saw., yaitu 63 tahun.

Perkataan nabi Muhammad saw. tersebut memang benar. Kita lihat zaman sekarang ini, rata-rata umur manusia hanya berkisar 50 tahun. Jarang sekali yang mencapai hingga umur nabi Muhammad saw. Perkataan nabi saw. bukan hanya sebatas prediksi beliau, melainkan atas wahyu yang disampaikan oleh Allah swt.

Didalam silsilah keluargaku, ada seseorang yang telah berumur lebih satu abad. Dia adalah nenek dari ayahku. Nenekku tersebut telah berumur kira-kira 112 tahun, dan masih bisa berdiri dan beraktifitas sehari-hari. Yang membuat aku kagum adalah dia merupakan nenek tua yang tidak memiliki penyakit pikun. Dan semua nama anak, cucu dan cicitnya, dia hafal semuanya. Yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, beliau hafal semua nama tersebut.

Dengan  bekal umur yang panjang, walaupun secara fisik sudah melemah, tetapi beliau masih sanggup melakukan umrah ke Baitullah. Tahun lalu, tepatnya tahun 2013 dia melalukan ibadah umrah selama dua minggu. Alhamdulillah, ibadah umrah tersebut dapat ia tunaikan dengan baik dan selamat kembali ke kampung halaman.

 Dan yang lebih istimewa lagi, nenekku tersebut memiliki keahlian mengobati penyakit melalui doa-doa yang dia bacakan. Banyak orang-orang kampung berobat kepada nenekku tersebut. Termasuk aku, juga sering berobat kepadanya. Dengan modal air putih dan doa, beliau dengan izin Allah bisa menyembuhkan penyakit.

Kata-kata yang terlontar dari mulut beliau ketika mengobati adalah “Sering-seringlah mengerjakan shalat, perbaiki tauhidmu, yang menyembuhkan adalah Allah, bukan aku. Aku hanyalah sebagai perantara. Jangan kamu jatuh dalam jurang kemusyrikan, yaitu kamu percaya akulah yang menyembuhkan penyakit itu. Dengan izin-Nya penyakit tersebut disembuhkan.”

Menilik sejarah hidup nenekku tersebut, aku sangat termotivasi dengan pola hidupnya. Dimana, waktu-waktu yang ia lalui setiap hari penuh dengan ibadah. Tasbih selalu melilit di jari tangannya, berzikir menyebut kata-kata ‘Allah, Muhammad’. Ibadah malam pun, tidak pernah beliau tinggalkan. Selalu mengerjakan shalat tahajjud, meskipun dengan susah payahnya, beliau tetap melaksanakannya dengan sepenuh hati.

Beliau lewati waktu demi waktu untuk kebaikan, memberikan nasehat kepada anak, cucu dan cicitnya.  Kata-kata nasehat yang sering disampaikannya adalah ”setiap memulai melakukan sesuatu, jangan lupa menyebut nama Allah. Karena setiap perkara yang terjadi dalam kehidupan kita bergantung pada kehendak-Nya”.

Nasehat yang sangat bermanfaat bagi kehidupanku. Aku senantiasa menuruti nasehat tersebut, yang intinya adalah kita harus selalu bertawakkal kepada Allah swt. Semua urusan ada di tangan-Nya, segala sesuatu yang terjadi pada diri kita atas kehendak Allah swt. Aku menjadikan nenekku ini sebagai teladan dalam bertindak,  karena aku melihat amalan-amalannya yang ikhlas, seakan-akan limpahan rahmat dari Allah tiada hentinya. Dengan umur yang panjang tersebut, beliau masih bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain.

Sehingga, kesimpulan yang aku ambil dari kisah ini adalah berdasarkan hadis nabi Muhammad saw., beliau bersabda “Sungguh beruntunglah orang yang panjang umurnya, dan baik amalannya. Dan sungguh merugilah orang yang pendek umurnya dan buruk amalannya.” Dan sabdanya yang lain, “sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain”.